Thursday, May 3, 2007

Bulan Terbelah

Allah SWT berfirman dalam QS. 54 Al-Qomar ayat 1:





1. telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan[a].

[1] Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan "terbelahnya bulan" ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam QS. 54 Al-Qomar ayat 2-5:

2. dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus".

3. dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya[2]

[2] Maksudnya bahwa segala urusan itu pasti berjalan sampai waktu yang telah ditetapkan terjadinya, seperti: urusan Rasulullah dalam meninggikan kalimat Allah pasti sampai pada akhirnya Yaitu kemenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. sedang urusan orang yang mendustakannya pasti sampai pula pada akhirnya, Yaitu kekalahan di dunia dan siksaan di akhirat.

4. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran).

5. Itulah suatu Hikmah yang sempurna Maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).





Bacalah dengan tartiil..!

Saturday, April 28, 2007

Road Show CASA


Sebagai acara rutin bagi anggota CASA,malam Ahad atau Sabtu malam 28/04 di Lapangan Basket Putri diadakan Road Show CASA. Acara ini digelar untuk memberikan kesempatan bagi santriwati khsususnya untuk ikut menikmati indahnya langit malam.

Suasana sangat mendukung malam itu,karena udara cukup cerah tidak hujan dan pemandangan di langit tampak jelas sebuah objek bidik yakni bulan yang hari ini sekitar berumur 10 hari atau sekitar 80% tampak permukaannya.

Peralatan sederhana yang kita siapkan antara lain; binokuler, teleskop, kamera digital, dan peta langit yang kita print out, disertai pula pedoman data real time dari laptop posisi benda-benda langit yang muncul ketika itu.

Sasaran kita malam itu cukup dua, pertama rembulan yang secara praktis agak sulit dilihat karena posisi tegak di atas kepala (mendekati zenit), dan planet Jupiter yang malam itu sekitar jam 09.30 WIB masih berada di belahan langit timur laut.

Jupiter dengan mata telanjang saat itu menempakkan cahaya cukup cerah dengan amplitudo sekitar -2.7. Planet ini saat dilihat dengan teleskop bias 800x60 cm buatan Pudak Science Bandung, mampu terlihat bagian tengahnya yang melintang ke arah vertikal.

Acara kurang banyak menarik minat santri, karena malam itu kegiatan wajib santri adalah tazwidul lughoh atau penambahan kosa kata bahasa arab. Tampak kebanyakan peserta adalah anggota tetap CASA. Usai dan sembari melihat bintang lain yang mungkin, pihak pengurus putri bermusyawarah untuk mengadakan pelatihan rukyah bagi santriwati dan sekaligus praktik bulan depan, yakni sekitar 18 Mei 2007.

Sekitar jam 22.15 WIB acara disudahi karena jam tidur resmi adalah 22.00 WIB. Semua peralaan dibenahi dan dikembalikan ke Lab. Astronomi. Sampai jumpa pada Road Show berikutnya.

Saturday, April 14, 2007

Melihat Wisma Assalaam


Bertepatan dengan tanggal 20 Shafar 1427 H atau 10 Maret 2007, Wisma Tamu PPMI Assalaam akhirnya diresmikan penggunaanya oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan MPI Surakarta, Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah. Kegiatan peresmian berlangsung dalam suasana khidmat yang di hadiri oleh sejumlah undangan, antara lain Ketua Badan Pengurus Yayasan MPI Surakarta, Dewan Kyai, Perwakilan MPP se-Indonesia, Segenap Pimpinan Pondok dan para tamu undangan lainnya.


Rangkaian Awal kegiatan adalah pemaparan dan laporan ppembangunan dari Ketua Panitia Pembangunan Wisma Tamu Assalaam Bpk. H. Rohmad Yasin. Dalam laporan singkatnya beliau mengatakan bahwa pembangunan wisma tamu assalaam ini menelan biaya kurang lebih 1,6 Milyar (alamak...! ghol-jidd). Tahap berikutnya, bangunan dan fasilitas pendukung lainnya yang akan dibangun adalah fasilitas Laundry, kitchen, dan Cafetaria.

Selanjutnya sambutan di sampaikan oleh Pihak Manajemen yang diwakili oleh Drs. Hary Sumarsono. Sebagaimana ide awal pembangunan wisma tamu assalaam ini adalah merespon masukan dari para wali santri akan kebutuhan untuk tempat beristirahat disela2 menengok putra dan putrinya di PPMI Assalaam. Akhirnya Yayasan MPI, PPMI Assalaam, dan MPP Assalaam menggagas pendirian wisma tamu tersebut. "Semoga dengan dibangunnya wisma tamu Assalaam ini dapat memberikan value added dalam memberikan pelayanan bagi para wali santri sebagaimana konsep dalam Islam yakni memuliakan dan menghormati para tamu," demikian salah satu pemaparan Pak Hary mengenai visi dan misi pengelolaan wisma tamu Assalaam ini.


Dalam akhir pemaparannya beliau juga menyajikan fasilitas wisma tamu assalaam. fasilitas tersebut adalah 4 kamar eksekutif di lantai I dan 4 kamar standar dilantai II, yang masing masing bisa dikembangkan menjadi 4 tempat tidur dari 2 tempat tidur utama. berikutnya, 2 Kamar besar untuk ruang inap putra dan putri yang masing-masing berdaya tampung 15 orang, cafetaria, auditorium, biro Haji/Umroh, laundry dan hotspot. Masing-masing kamar tidur tadi dilengkapi dengan AC, Spring bed + Cover bed, Water Heater, Shower bathing, almari, al-Qur'an +sajadah, Sound System do seluruh area Wisma, dan breakfast. Dalam dunia perhotelan, Wisma Assalaam ini masuk kategori Bintang 3.

Adapun harga dari kamar tersebut yakni untuk kamar eksekutif dipatok 175,000 rupiah dan untuk kamar standar 150,000. Adapun untuk auditorium sebesar 200,000 per 3 jam untuk 1 jam berikutnya dikenakan 100,000. Sedangkan bagi para walisantri dan MPP mendapatkan potongan harga sebesar 25%. Bbagi umum dikenakan tarif penuh.

Tak lupa Ketua Dewan Pembina Ibu Hj. Siti Aminah Abdullah memberikan sambutan dalam peresmian wisma tamu assalaam ini. Harapan beliau wisma tamu dapat memberikan manfaat bagi seluruh walisantri dalam upaya pelayanan dan penghormatan bagi para tamu. Selanjutnya diteruskan dengan penandatanganan prasasti peresmian wisma assalaam tersebut dilanjutkan dengan peninjauan ke kamar yang sudah disiapkan.



Rangkaian kegiatan di tutup dengan doa oleh Mudir Ma'had Ustad. H. Muinudinillah dilanjutkan dengan santap makan siang di cafetaria wisma assalaam.



Ibu Ketua Pembina YMPI Hj Siti Aminah didampingi dua putra (H. Ridwan Jauhari, SE-kanan Ibu) dan (H. Syamsu Hidayat, SE-kiri Ibu) menikmati santap siang usai peresmian Wisma Assalaam.

Wednesday, April 11, 2007

Pidato Ilmiah


Pada tanggal 14 Desember 1922 Albert Einstein menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa Kyoto Imperial University tentang ide-ide yang melatar-belakangi lahirnya teori relativitas khusus dan umum. Kuliah ini merupakan bagian dari lawatan Einstein ke Jepang selama 43 hari di penghujung tahun 1922 bersama istrinya Elsa. Lawatan ini cukup unik, karena inilah satu-satunya lawatan Eistein ke Asia. Selama kunjungan tersebut, Einstein memiliki jadwal yang sangat ketat, ia harus memberikan kuliah untuk para profesional (fisikawan) serta publik umum.

Tahun berikutnya, catatan kuliah ini diterbitkan oleh sebuah majalah bulanan Jepang yang bernama Kaizo. Prof. Masahiro Morikawa dari Ochanomizu University menerjemahkan artikel tersebut ke dalam bahasa Inggris dalam buletin Asosiasi Himpunan Fisikawan Asia Pasifik yang terbit bulan April lalu. Seperti keyakinan Prof. Morikawa, saya pun sependapat bahwa artikel ini selayaknya diketahui masyarakat. Satu hal penting yang dapat kita pelajari dari kuliah ini adalah fakta bahwa sebagai manusia biasa Einstein pernah hampir putus-asa karena sulitnya problem relativitas. Namun kombinasi antara ketekunan, kerja keras, kejeniusan, hubungan baik dengan sesama ilmuwan, serta keberuntungan yang ia miliki, merupakan faktor yang akhirnya menentukan keberhasilan Einstein melahirkan kedua teori relativitas tersebut. Hal ini tentu saja patut menjadi renungan bagi para ilmuwan di republik ini.

Berikut adalah terjemahan pidato Einstein tersebut.

"Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menceritakan secara lengkap bagaimana saya mendapatkan teori relativitas. Hal ini disebabkan oleh adanya beragam kompleksitas yang secara tidak langsung memotivasi pemikiran manusia. Saya pun tidak ingin menyampaikan secara rinci perkembangan pemikiran saya berdasarkan makalah-makalah ilmiah saya, namun saya akan secara sederhana menyampaikan pada anda esensi perkembangan pemikiran tersebut.

Pertamakali saya mendapatkan ide untuk membangun teori relativitas sekitar 17 tahun lalu (1905). Saya tidak dapat mengatakan secara eksak darimana ide semacam ini muncul, namun saya yakin ide ini berasal dari masalah optik pada benda-benda yang bergerak. Cahaya merambat dalam lautan ether dan bumi bergerak dalam ether yang sama. Oleh karena itu gerakan ether haruslah dapat diamati dari bumi. Namun saya tidak pernah menemukan satu bukti pengamatan aliran ether tersebut di dalam literatur fisika. Saya sangat terdorong untuk membuktikan aliran ether relatif terhadap bumi, dengan kata lain gerakan bumi di dalam ether. Pada saat itu saya sama sekali tidak meragukan eksistensi ether serta gerakkan ether tersebut. Sebenarnya saya mengharapkan kemungkinan pengamatan pada perbedaan antara kecepatan cahaya yang bergerak searah dengan gerakan bumi dan cahaya yang bergerak berlawanan (dengan bantuan pantulan cermin). Ide saya dapat direalisasi dengan menggunakan sepasang termokopel untuk mengukur perbedaan panas atau energi mereka. Ide ini mirip dengan eksperimen interferensi Albert Michelson, namun saat itu saya tidak begitu familiar dengan eksperimen Michelson. Saya berkenalan dengan hasil-nihil (null-result) eksperimen Michelson saat saya masih mahasiswa dan sejak saat itu saya sangat terobsesi dengan ide saya. Secara intuisi saya merasakan bahwa jika kita menerima hasil-nihil tersebut maka ia akan mengantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa pandangan kita tentang bumi yang bergerak di dalam ether adalah salah. Ini adalah langkah pertama yang menarik saya ke arah teori relativitas khusus. Sejak saat itu saya mulai yakin bahwa jika bumi bergerak mengelilingi matahari maka gerakannya tidak pernah dapat dideteksi dengan eksperimen yang menggunakan cahaya.

Pada tahun 1895 saya membaca makalah Hendrik Lorentz yang mengklaim bahwa ia dapat memecahkan problem elektrodinamika seutuhnya melalui pendekatan pertama, yaitu suatu pendekatan dimana pangkat dua atau lebih dari rasio antara kecepatan benda dan kecepatan cahaya diabaikan. Setelah itu saya mencoba mengembangkan argumen Lorentz pada hasil eksperimen Armand Fizeau dengan mengasumsikan bahwa persamaan gerak elektron, sebagaimana telah dibuktikan Lorentz, berlaku dalam sistem koordinat baik yang mengacu pada benda bergerak maupun pada vakuum. Saya yakin dengan keabsahan elektrodinamika yang disusun oleh Maxwell dan Lorentz dan saya sangat yakin bahwa mereka dengan tepat menjelaskan fenomena alam yang sebenarnya. Lebih-lebih pada fakta bahwa persamaan yang sama berlaku dalam sistem koordinat bergerak serta sistem vakuum, jelas memperlihatkan sifat invarian (tidak berubah) cahaya. Walau demikian, kesimpulan ini bertentangan dengan hukum komposisi kecepatan yang dianut saat itu. Mengapa kedua hukum dasar ini bertentangan satu sama lain? Masalah besar ini membuat saya berfikir keras. Saya harus menghabiskan setahun penuh dengan sia-sia dalam mengeksplorasi kesempatan memodifikasi teori Lorentz. Masalah ini terlihat terlalu berat untuk saya!

Suatu hari, sebuah percakapan dengan teman saya di Bern membantu saya memecahkan masalah besar ini. Saya mengunjunginya pada hari yang cerah dan bertanya padanya: "Saat ini saya sedang dihadapkan pada masalah besar yang saya kira tidak pernah dapat diselesaikan. Sekarang saya ingin membagi masalah ini dengan anda." Saya menghabiskan pelbagai diskusi dengannya. Tiba-tiba saya mendapatkan ide yang sangat penting. Esoknya saya katakan kepadanya : "Terimakasih banyak. Saya telah memecahkan seluruh masalah saya."

Ide utama saya untuk pemecahan masalah ini berkenaan dengan konsep waktu. Waktu tidak boleh didefinisikan a priori sebagai suatu realitas absolut. Waktu haruslah bergantung pada kecepatan sinyal. Masalah besar ini dapat diselesaikan dengan konsep baru tentang waktu.

Hanya dalam lima minggu saya dapat menyelesaikan prinsip relativitas khusus setelah penemuan tersebut. Saya juga tidak memiliki keraguan akan keabsahan prinsip ini dari sisi filosopis. Lagipula prinsip ini sesuai dengan prinsip Mach, paling tidak sebagian jika dibandingkan dengan kesuksesan teori relativitas umum. Inilah cara saya membangun teori relativitas khusus.

Langkah pertama menuju teori relativitas umum muncul dua tahun kemudian (1907) dengan cara yang berbeda.

Saya tidak terlalu puas dengan teori relativitas khusus karena prinsip relativitas hanya terbatas pada gerak relatif dengan kecepatan konstan namun tidak dapat diaplikasikan pada gerak secara umum. Pada tahun 1907 saya diminta oleh Johannes Stark untuk menulis ulasan tentang pelbagai hasil eksperimen dari teori relativitas khusus dalam laporan tahunannya Jahrbuch der Radioaktivitaet und Elektronik. Ketika diminta untuk menulis artikel ini saya sadar bahwa teori relativitas khusus dapat diterapkan pada semua fenomena alam kecuali gravitasi. Saya benar-benar ingin mencari jalan untuk menerapkan teori ini pada kasus gravitasi. Namun saya tidak dapat menyelesaikan hal ini dengan mudah. Satu hal yang membuat saya frustrasi adalah fakta bahwa meski teori relativitas khusus memberikan relasi yang sempurna antara kelembaman dan energi, sementara relasi antara kelembaman dan berat (inersia dan sistem gravitasi) tidak tersentuh sama sekali. Saya curiga bahwa masalah ini berada jauh di luar cakupan teori relativitas khusus.

Suatu hari saya sedang duduk di atas sebuah kursi di Kantor Paten Swiss di Bern. Inilah saatnya sebuah ide cemerlang melintas di benak saya. "Seseorang yang jatuh bebas tidak akan mengetahui berat badannya." Ide sederhana ini memberi saya pemikiran yang mendalam. Emosi liar yang melanda saya saat itu mendorong saya ke arah teori gravitasi. Saya kembali berfikir, "Seseorang yang jatuh bebas memiliki percepatan." Pengamatan yang dilakukan oleh orang ini sebenarnya dilakukan pada sistem yang dipercepat. Saya memutuskan untuk memperluas prinsip relativitas dengan memasukkan percepatan. Saya juga berharap, dengan menggeneralisasi teori ini saya akan sekaligus memecahkan masalah gravitasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa orang yang jatuh bebas tidak merasakan berat badannya akibat adanya medan gravitasi lain yang menghilangkan medan gravitasi bumi. Dengan kata lain, setiap benda yang dipercepat membutuhkan medan gravitasi baru.

Meski demikian saya tidak dapat memecahkan masalah ini secara utuh. Delapan tahun saya habiskan untuk menurunkan relasi yang nyata. Sebelum itu, saya hanya mendapatkan potongan-potongan dasar teori tersebut.

Ernst Mach juga mengklaim prinsip ekivalensi antar sistem-sistem yang dipercepat. Namun jelas hal ini tidak cocok dengan geometri biasa. Hal ini disebabkan karena jika sistem-sitem semacam ini diizinkan, maka geometri Euclidean tidak berlaku di setiap sistem. Menjelaskan hukum fisika tanpa geometri sama saja dengan menjelaskan suatu pemikiran tanpa kata-kata. Kita harus mempersiapkan kata-kata tersebut sebelum kita dapat menjelaskan pemikiran kita. Jadi, apa yang harus saya letakkan sebagai landasan teori saya?

Masalah ini tetap tak terselesaikan hingga tahun 1912. Pada tahun itu saya menyadari bahwa teori permukaan Karl Friedrich Gauss dapat menjadi dasar yang baik untuk memecahkan misteri di atas. Bagi saya, koordinat permukaan Gauss merupakan peralatan yang sangat penting. Namun saya tidak mengetahui bahwa George Riemann sebelumnya telah mengembangkan dasar-dasar geometri yang sangat mendalam. Saya hanya ingat teori Gauss yang saya dapat dalam kuliah dari seorang dosen matematika bernama Carl Friedrich Geiser ketika saya masih mahasiswa. Jadi saya semakin yakin bahwa sifat-sifat dasar dari geometri haruslah memiliki arti fisis.

Sekembalinya saya ke Zurich dari Praha saya menemui teman dekat saya, seorang ahli matematika, Marcel Grossmann. Ia membantu saya mencarikan referensi-referensi matematika yang agak asing bagi saya ketika saya masih di kantor paten Swiss di Bern. Inilah untuk pertamakali saya belajar darinya hasil karya Curbastro Ricci serta makalah-makalah Riemann. Saya tanyakan kepadanya apakah masalah saya dapat diselesaikan dengan teori Riemann, yaitu apakah invarian dari elemen garis cukup untuk menentukan seluruh koefisien yang saya cari. Selanjutnya, saya berkolaborasi dengannya dalam menulis sebuah makalah pada tahun 1913, meski persamaan gravitasi yang sesungguhnya belum dapat diturunkan saat itu. Penyelidikan lebih lanjut dengan menggunakan teori Riemann, sayangnya, menghasilkan banyak kesimpulan yang bertentangan dengan harapan saya.

Dua tahun berikutnya berlalu saat saya masih memutar otak untuk memecahkan masalah ini. Pada akhirnya saya menemukan satu kesalahan pada perhitungan saya sebelumnya. Saya kembali mencoba menurunkan persamaan gravitasi yang benar berdasarkan teori invarian. Setelah dua minggu bekerja, jawaban akhir muncul di depan saya.

Setelah tahun 1915 saya mulai mengerjakan problem kosmologi. Riset yang saya lakukan menyangkut geometri dan waktu jagad raya. Riset ini didasarkan pada pembahasan syarat batas teori relativitas umum dan argumen kelembaman Mach. Meski saya tidak mengetahui sejauh mana dampak ide Mach pada substansi relativitas umum dari kelembaman, saya yakin bahwa pemikiran besar ini merupakan filosopi dasar saya.

Mula-mula saya mencoba membuat syarat batas persamaan gravitasi menjadi invarian. Belakangan saya bahkan dapat menghilangkan batasan ini dengan asumsi bahwa jagad raya bersifat tertutup. Dengan demikian saya berhasil memecahkan masalah kosmologi. Sebagai hasilnya diperoleh bahwa kelembaman muncul sebagai satu sifat relatif di antara materi dan haruslah lenyap jika tidak ada benda lain yang berinteraksi dengannya. Saya yakin jika sifat penting ini membuat teori relativitas umum memuaskan kita bahkan dalam pandangan epistemologi sekalipun.

Dengan ini saya ingin mengakhiri cerita singkat saya tentang bagaimana saya membangun teori relativitas. Terimakasih banyak."

Wednesday, April 4, 2007

Spektrum


Dalam QS. An-Nuur ayat ke-35, Allah SWT telah berfirman:

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (٣٥)

Artinya:
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[1], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)[2], yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

[1] Yang dimaksud lubang yang tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain.
[2] Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.

Di era serba digital seperti sekarangini, ayat ini akan semakin nampak jelas maksud yang terkandung di dalamnya. Sebelumnya saya pribadi sangat sulit menangkap apa yangtersirat di balik firman Sang Maha Agung ini. Setelah mengenal istilah cahaya, dan beragam definisi yang dikeluarkan oleh banyak ilmuwan; sampai akhirnya muncul konsep gelombang dan sekarang kita mengenal istilah Gelombang Elektromagnetik.

Gelombang Elektromagnetik pada hakekatnya adalah perpaduan dua gelombang transversal tegak dan mendatar yang menjalar ke segala arah dengan kecepatan sangat tinggi. Gelombang pertama (warna merah) dihasilkan oleh Medan Listrik dan gelombang kedua (warna putih) dihasilkan oleh Medan Magnet,itulah maka diberi nama Gelombang Elektro-Magnetik.

Sumber penghasil Gelombang Elktromagnetik adalah:
1. Osilasi listrik.
2. Sinar matahari ® menghasilkan sinar infra merah.
3. Lampu merkuri ® menghasilkan ultra violet.
4. Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam ® menghasilkan sinar X (digunakan untuk rontgen).
5. Inti atom yang tidak stabil ® menghasilkan sinar gamma.

Gelombang Elktromagnetik memiliki daya pancar sangat luas, seperti tampak dalam spektrum berikut:

Memang kehidupan ini terasa hambar bila tidak dihiasi dengan warna-warni cahaya. Tetapi lebih sangat sepi dan sunyi manakala teknologi Informasi dan Komunikasi yang secara substansi berbasis cahaya ini tidak kita (para ilmuwan) temukan dan ciptakan demi dan untuk kemudahan ummat manusia. Maha Benar yang Maha Agung...

Friday, March 16, 2007

Solar Noon

PPMI Assalaam adalah sebuah lembaga Pendidikan berbasis Pesantren. Di dalamnya ada lima (5) unit pendidikan dengan mewajibkan seluruh siswanya tinggal di asrama. Pesantren ini dalam sistem koordinat peta bumi berada pada 7,5 derajat LS dan 110,6 derajat BT. Bila Anda memiliki Software Google Earth, visualisasi PPMI Assaalam sekedar tampak, namun secara utuh belum jelas karena kawasan ini belum difoto lengkap oleh Google Earth Server.

Tahun 2007, saya sempat lihat di StarryNight Pro 5.8.2, posisi Matahari akan tepat di atas PPMI Assalaam terjadi dua kali:

1). Tanggal 2 Maret 2007 tepat jam 11.49.12 WIB.
Gambar di bawah memperlihatkan posisi matahari di atas PPMI Assalaam dan sekitar.


2). Tanggal 13 Oktober 2007 tepat jam 11.23.30 WIB
Gambar di bawah memperlihatkan posisi matahari di atas PPMI Assalaam dan sekitar.


Fenomena ini memudahkan kita dalam menentukan arah timur dan barat dengan cepat. Cukup dengan melihat bayangan benda tegak sebelum dan setelah matahari tepat di atas kepala, maka arah timur dan barat langsung didapat.

Bagaimana cara mengetahui arah utara dan selatan? Ya..setelah mengetahui timur-barat, maka arah tegak-lurus nya timur-barat adalah utara-selatan. Bagi siapa saja yang masih sering mangalami "kebingungan arah" -teman saya ada yang sedikit-sedikit lupa dan bingung arah, semoga peluar setahun dua kali dapat sedikit menolong. Amien...[+]

Thursday, March 15, 2007

Mengelilingi Bumi


Bumi yang kita tempati ini ternyata memiliki keliling sejauh 40061,58951857704337687562842358 km atau mudahnya 40.062 km, pada garis khatulistiwa. Jarak ini dapat kita tempuh sebanyak 7.4883929908641605511457241276022 kali selama 1 detik, dengan kecepatan pesawat setara kecepatan cahaya: 300.000 km/s. Kita jadi tahu, malaikat ternyata paling sedikit 7 kali keliling bumi dalam sedetik.

Tapi kita bukan malaikat, dan kita ternyata mampu keliling dunia. Bisa sekali/detik atau bahkan lebih tergantung RAM Memori dan VGA komputer kita. Kenapa komputer..? Ya..inilah salah satu manfaat komputer disamping manfaat yang sudah sama-sama kita tahu sebelumnya.

Teknologi ini bernama Software, Software ini bernama Google Earth. Melalui software ini kita dapat berkeliling dunia, keliling bumi; tinggal klik dan drag, atau menekan satu tombol panah di keyboard.

Bagi yang belum pernah menggunakan software ini, silahkan download di link ini. Setelah proses download selesai, jangan lupa menginstalkan DirectX terlebih dahulu.

Secara iseng saya mencari rumah saya di desa. Dan akhirnya ketemu juga (gambar di atas). Posisi rumah saya di Dempel Candirejo Tuntang Semarang-Salatiga. Bila dicari via Google Earth, cukup memasukkan koordinat berikut [7 18 30.22 S, 110 28 01.91 E] di 'search box' nya, lalu tekan enter. Atau kalaubelum, silahkan save dulu alamatnya.

Ahlan wa Sahlan ...Welcome to my residence. [+]